Pada
pertengahan abad 20,
sekitar setengah abad yang
lalu, terdapat dua
penemuan arkeologi yang
menggemparkan bagi dunia
Kristen. Pertama,
penemuan teks Injil Thomas
di Nag Hamadi-Mesir pada
tahun 1945. Dua tahun
setelahnya, 1947, terjadi
penemuan kedua berupa
gulungan manuskrip di
Qumran dekat Laut Mati,
yang kemudian dikenal
dengan Gulungan Laut Mati
(The Dead Sea ScroIIs).
Bagi sebagian orang, dua
peristiwa besar ini juga
penemuan-penemuan
arkeologis Iain yang
berkaitan-, terkadang
disikapi sebagai peristiwa
biasa yang menghiasi
majalah dan koran-koran di
Barat -di Indonesia informasi
tentang haI ini amatlah
jarang ditemukan-. Namun
jika kita mengikuti perintah
Allah dalam al-Qur'an agar
kita selalu melihat dan
merenungkan kejadian di
dunia ini, maka dua
penemuan itu menjadi hal
yang sangat luar biasa,
apalagi bagi para pengkaji
agama, khususnya bagi
mereka yang getol
menyuarakan paham
pluralisme agama. Sebab
dua penemuan tersebut
tidaklah berhenti sebatas
penemuan arkeologi, namun
berlanjut pada kajian-
kajian yang berpengaruh
terhadap mainstream
kehidupan beragama bagi
pemeluk agama tertentu
(Kristiani) yang pada
gilirannya mempengaruhi
hubungan antar agama,
khususnya pada kedekatan
pemahaman teologis .
Gulungan Naskah lainnya
berisi soal berbagai doa,
kidung pujian, komentar-
komentar tentang bagian-
bagian Bibel, legenda,
ramalan, argumentasi reliji,
dan berbagai kisah yang tak
diketahui yang berhubungan
dengan karakter yang
tercantum dalam Bibel
Hebrew.
Khirbet Qumran
Para ahli arkeologi
menemukan sebuah situs
biara yang berjarak kira-kira
540 meter dari lubang gua
Pertama ditemukannya
Gulungan Naskah Laut Mati.
Mereka mengidentifikasinya
sebagai Biara Khirbet
Qumran.
Khirbet Qumran ini adalah
satu komunitas sekte yang
sangat ketat mengikuti ajaran
para Nabi di zaman sebelum
Jesus Kristus. Mereka
cenderung mengucilkan diri
dari kehidupan sosial dan
menekuni isi kitab-kitab
Perjanjian Lama, hidup dengan
penuh pengabdian pada
sektenya, merapal doa,
beribadah dan menyalin kitab-
kitab tua.
Di situs biara ini ditemukan
benda-benda yang berkaitan
dengan tulis menulis.
Diantaranya ditemukan 2 buah
pot tinta, beberapa stylus
(alat tulis jaman purba
semacam pulpen yang dibuat
dari potongan tulang, batu,
atau material khusus), dan
sebuah guci yang persis sama
dengan guci yang ditemukan
di gua tempat penyimpanan
Gulungan Naskah Laut Mati.
Berdasarkan penelitian dan uji
laboratorium, benda-benda
kuno ini dibuat sekitar tahun
68 Masehi. Dalam salah satu
perkamen naskah dituliskan
bahwa saat itu Legiun
Kekaisaran Romawi
menguasai wilayah Barat Laut
Mati (saat ini Palestina dan
Israel).
Para pendeta di biara
tersebut sempat
menyembunyikan beberapa
naskah ke dalam gua di tepian
Laut Mati.
Sebagian besar dokumen
ditulis dengan bahasa Hebrew
(Ibrani-Yahudi) bahkan ada
dokumen yang disamarkan
begitu kecil sampai sebesar
perangko. Lalu ada juga yang
dituliskan dalam aksara
Yunani Kuno (Septuagint).
Temuan di sekitar biara dan
teritori Qumran ini ada sekitar
500-an kitab, termasuk bagian
kitab Perjanjian Lama. Namun
tak dapat dipastikan apakah
mereka berhubungan dengan
sekte Essenes, Yahudi Kuno,
dan Pengikut Yesus Kristus
(Kristen). Semua masih tetap
misteri.
Hanya Allah dan Rasulnyalah
yg tahu...
WaAllahu ta'ala A'lam..