MANA YANG BISA DI PERCAYA ALKITAB ATAU ALQURAN ?? (bab 9 )

Syarat-syarat Kitab Dikatakan Suci ada 15.

 

1. Harus benar-benar bersumber dari Allah Swt.
2. Allah yang mewahyukan harus bersifat Maha atas segala sesuatu
3. Harus mempertahankan bahasa aslinya ketika nabi itu menerima wahyu-Nya
4. Penerima wahyu harus jelas orangnya, benar-benar jujur & berakhlak mulia
5. Tidak mengajarkan ajaran yang kejam dan sadis
6. Memberikan pelajaran dan menunjuki manusia kepada jalan yang benar
7. Ayat-ayatnya tidak boleh bertentangan satu sama lainnya
8. Berbicara tentang ilmu pengetahuan harus bisa dibuktikan
9. Harus sesuai dengan fitrah manusia
10. Kitab tersebut harus bisa memberikan kesaksian bahwa dia diwahyukan oleh Allah Swt.
11. Tidak boleh melecehkan terhadap nabi-nabi Allah
12. Tidak membeberkan cara merayu wanita dan pornografi secara vulgar
13. Harus ada perkataan dari Allah bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain diri-Nya (Qs 20 : 14, 21 : 25)
14. Harus ada nama agama yang berasal dari Tuhannya, bukan dari manusia atau panggilan orang (Qs 3 : 19, Qs 3 : 85, 5: 3)
15. Terjaganya seluruh wahyu itu dengan hafalan para pemeluknya dari awal diwahyukan sampai kiamat.
Bab 9
 HARUS SESUAI FITHRAH MANUSIA

Mari kita membaca Injil Matius 4 : 1 – 2 :

“Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.”
Ayat tersebut berbicara bagaimana puasanya Yesus. Ternyata Yesus berpuasa 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum. Nah hal ini sangat mustahil diikuti oleh umat Kristiani. Kalau umat Kristiani amalkan ayat ini, artinya harus berpuasa 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum, tentu berakibat kematian. Puasa semacam ini tidak sesuai dengan fithrah manusia, makanya tidak mungkin diamalkan oleh umat Kristen.
Beda dengan puasanya Nabi Muhammad saw. yang tidak makan dan minum sebelum terbit fajar, dan berbuka puasa pada saat maghrib dikumandangkan. Puasa inilah yang sesuai dengan fithrah manusia dan bisa diikuti oleh seluruh pengikutnya sejak dahulu kala sampai sekarang maupun akan datang.

Baca pula Surat Paulus : I Korintus 7 : 1

“Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin.”
Kalau ayat Alkitab ini benar-benar diamalkan oleh semua umat Kristiani bahwa laki-laki lebih baik kalau tidak kawin, bisa dibayangkan apa jadinya dengan kehidupan umat manusia di muka bumi ini. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan fithrah manusia. Jika bagi setiap laki-laki lebih baik kalau tidak kawin, bagaimana dengan nasib para wanita? Jadi tidak mungkin ayat tersebut dikatakan sebagai firman Tuhan, karena justru Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan dan menyuruh manusia untuk berkembang biak di muka bumi ini.
Surat Paulus : I Korintus 7 : 8

“Tetapi kepada orang-orang yang tidak kawin dan kepada janda-janda aku anjurkan, supaya baiklah mereka tinggal dalam keadaan seperti aku. (tidak kawin).”
Paulus menganjurkan kepada orang-orang yang tidak kawin dan para janda agar tidak usah kawin seperti dia yang tidak kawin. Kalau ayat ini dipraktekkan oleh umat Kristiani, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi, padahal manusia bukan malaikat yang tidak punya nafsu. Kalau begitu, buat apa Tuhan ciptakan manusia yang memiliki nafsu kalau tidak ada penyalurannya? Jelas sekali ajaran ini sangat bertentangan dengan fithrah manusia.

Surat Paulus I Korintus 7 : 37 – 38
“Tetapi kalau ada seorang, yang tidak dipaksa untuk berbuat demikian, benar-benar yakin dalam hatinya dan benar-benar menguasai kemauannya, telah mengambil keputusan untuk tidak kawin dengan gadisnya, ia berbuat baik. Jadi orang yang kawin dengan gadisnya berbuat baik, dan orang yang tidak kawin dengan gadisnya berbuat lebih baik.”

Seandainya umat Kristiani benar-benar mau hidup sesuai dengan ucapan Paulus pada ayat tersebut, bahwa tidak kawin merupakan perbuatan lebih baik daripada harus kawin, lama-kelamaan manusia bisa punah di dunia. Tetapi buktinya hampir semua lelaki maupun wanita umat Kristiani kawin atau menikah.ini membuktikan bahwa manusia tidak sanggup mengikuti seperti ayat tersebut.
Kenapa? Sebab bertentangan dengan fithrah manusia. Jadi sangat tidak mungkin Allah mewahyukan sesuatu yang bertentangan denan fithrah manusia ciptaanNya sendiri. Allah yang menciptakan manusia, tentu Dia lebih tahu kelemahan makhlukNya. Buat apa Dia ciptakan berpasangan-pasangan seperti laki-laki dan wanita kalau tidak menikah itu akan lebih baik daripada yang menikah?

Banyak bukti-bukti para pemimpin agama Katholik yang tidak boleh beristri, pada akhirnyah tidak kuat menahan godaan syahwatnya, hingga terjadi perselingkungan, bahkan punya anak di luar nikah. Dan banyak para biarawati yang tidak kuat, akhirnya mereka keluar lalu menikah dan berumah tangga. Lebih jelasnya silahkan baca buku tulisan Nigel Cawthrone “Kehidupan Seks Paus” yang diterbitkan oleh Victory Surabaya.
Jika ada pria maupun wanita, jika tidak mau kawin atau menikah, umumnya ada kelainan pada dirinya. Pria yang sudah menikah saja cukup banyak yang masih merasa ingin menambah istri lagi, atau maih tertarik pada wanita cantik, apalagi yang belum menikah.

Islam sesuai dengan fithrah manusia

30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168], (Qs 30 Ar Rum 30)

Maksud ayat tersebut bahwa kita manusia harus berpegang teguh pada syari’at yang telah Allah tetapkan atas manusia. Allah yang menciptakan manusia, tentu Dia yang paling tahu kebutuhan manusia ciptaanNya itu.
Manusia siapapun dia, pasti punya hari nurani yang paling dalam. Pada dasarnya manusia mengakui bahwasanya Tuhan itu Esa. Dan kalau ditanya siapa yang menciptakan langit dan bumi, pasti dia akan menjawab Allah. Menikahpun merupakan bagian dari fithrah manusia yang diberikan oleh Allah Swt  kepada setiap manusia.

Kalau ada manusia yang tidak mau menikah, tidak mau kawin, tidak mau berumah tangga, tidak mau punya keturunan, jelas hal itu bertentangan dengan fithrah manusia. Jika hal itu terjadi, berarti manusia tersebut punya kelainan jiwa atau kelainan fisik.

Akan tetapi bagi manusia yang normal lahir dan batin, lalu dianjurkan oleh seseorang penulis Alkitab dengan alasan itu berasal dari firman Tuhan, lalu dikatakannya bahwa lebih baik kalau lelaki tidak menikah, jelas hal itu bertentangan dengan fithrahnya sendiri.

Buktinya hampir 100% umat Kristiani menikah. Bahkan dewasa ini ada yang membolehkan menikahkan antar sesama jenis. Na’udzubillaahimindzaalik!
Padahal perkawinan sesama jenis jelas dilarang agama. Nah ini membuktikan bahwa manusia itu butuh untuk menyalurkan hawa nafsunya, asalkan dengan cara yang benar. Dalam Islam, menikah itu adalah ibadah, sebagaimana ayat Al Qur’an sebagai berikut :

21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.  (Qs 30 Ar Rum 21)

13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qs 49 Al Hujurat 13)

Pada ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa Dia ciptakan manusia berpasang-pasangan agar mereka berkembang biak. Ini menunjukkan bahwa manusia itu disuruh kawin aagr berketurunan. Dan masih dalam ayat tersebut Allah tidak mengatakan bahwa yang paling mulia yaitu yang tidak kawin, tetapi yang paling mulia disisi-Nya yaitu yang paling bertakwa. Inilah ajaran yang sesuai firhrah manusia.
——————————————————————————–
[1168]. Fitrah Allah: maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan

NEXT..