BANTAHAN BUKU (The Islamic Invasion karya Robert Morey) DISTORSI SEJARAH.

Dalam upaya
menyudutkan Islam Dr. Robert
M. mencoba membawa
kepada setting pra Islam yg
digambarkan pagan,
kemudian pembaca dibawa
kepada seting Eropa modern
yang dianggap lebih religius.
Untuk kemudian dikatakan
umat Islam awal (Arab) bukan
saudara dua umat sebelumnya
(Israel), dengan dua alasan :

Pertama :
Secara fisik bukan
keturunan bapak bangsa­
bangsa besar Ibrahim

Kedua :
Ajaran mereka bukn berasal
dari Ajaran Ibarahim tapi dari
paganisme Arab.

Untuk
mendukung pernyataan ini Dr.
Robert Morey mencampur
aduk antara budaya yg
diperangi oleh ajaran clan
budaya yg dilestarikan.
Psudoilmiah yg lebih cocok
dikatakan sebagai "tuduhan
tanpa bukti"

Jika umat Kristen dihantam
dengan tema besar "masalah
kelahiran" yg kemudian
mereka jawab dengan
berlindung di dalam 'rumah
laba-laba' TRINITAS, maka
tema "bukan keturunan
Ibrahim" inilah yg sering
dilancarkan untuk menyerang
Islam.

Sekarang mari kita melihat
setting masa awal
diturunkannya wahyu:
Umat Yahudi awal yg
menerima taurat, dari bangsa
apa?
Mereka hidup dimana
secara geografis?
Berbahasa
apa?
Umat Kristen awal yg
menerima Injil/Alkitab, dari
bangsa apa?
hidup dimana?
berbahasa apa?

Secara jujur orang akan
mengatakan kedua umat yg
dimaksud di atas adalah
bangsa Israel dari keturunan
(Sam / Semit), yg secara
geografis berada di tanah
Arab, bahasa mereka adalah
bahasa Ibrani. Kiblat mereka
(bait Allah) di Yerussalem-
Palestina-Arab, bukan
Yerussalem-Amerika.

Umat muslim awal
adalah bangsa Arab, yg
semua juga maklum bahwa
bangsa Arab adalah bangsa
Semit. Secara geografis
mereka ada di tanah Arab.
Bahasa mereka adalah satu
rumpun dengan bahasa Ibrani,
Aram, Suryani, dan semua
masuk keluarga besar bahasa
Semit.

Tidakkah kata IsmaEL
clan IsraEL merujukkan pada
satu nama "EL' yg sering
dipakai manusia - saat itu-
dalam memahami konsep
"TUHAN".
Ketiga umat awal ini
tidak bisa dilihat seakan
muncul bersamaan, atau satu
masa generasi. Jarak antara
masing-masing + 700 tahun.
Tapi yg bisa dilihat tetap
clan tidak berubah adalah
tempat dari ketiganya. Untuk
menyatakan kebenaran suatu
sejarah seseorang mestinya
mengungkapkan data-data
sejarah yg berasal dari
peninggalan arkeologis dan
riwayat (yang mungkin bisa
dilihat dari ajaran/tradisi,
bahasa).

Namun sayang Dr.
Robert Morey hanya
melemparkan tuduhan dengan
menutupi seluruh bukti yg
ada didepan mata.
Setiap bangsa rata-rata
memiliki benda-benda
peninggalan yang dapat
menjelaskan pada generasi-
generasi mendatang. Bahkan
para rasul yg membawa
risalah tauhid inipun
meninggalkan tanda-tanda
keberadaan mereka di masa
lalu. Tanda-tanda itu berupa
ajaran, budaya, dan benda-
benda arkeologis.
Secara geografis tiga
ajaran besar tersebut
diturunkan di Jazirah Arab
kuno. Kenyataan itu seakan
tertutup jika dilihat dari
setting modern, setelah peta
jazirah Arab terkoyak-koyak
oleh paham nasionalisme. Tapi
jika kita melihat peta maka
letak masing-masing wahyu
diturunkan adalah di daerah
yang sangat berdekatan, yang
tidak terpisah oleh laut.
Ibrahim sebagai bapak
agama, - dalam sejarah -
diberitakan berasal dari Haran
yang kini menjadi wilayah
timur Turki, dan bermigrasi ke
wilayah Kan'an di dekat laut
tengah yang kini menjadi
wilayah Israel modern.

Umat
Kristen lebih suka cerita itu
sampai di sini, padahal jejak
kaki Nabi Ibrahim hingga
zaman modern ini masih ada -
bukti arkeologis yang tidak
boleh begitu saja dihilangkan-.
Dalam masalah silsilah
keturunan Ibrahim-pun
mereka lebih suka hanya ada
Iskak padahal masih ada
IsmaEl, yg namanya
menunjukkan kesamaan
dengan saudaranya IsraEl, di
mana "EL' adalah sebutan
untuk tuhan masyarakat
kan'an. Nabi Daud dalam
nubuatnya di alkitab
menyebut -secara literal- kata
"Bakka" di mana kata Bakka
itu sendiri adalah nama lain
dari Makka

-Al-Qur'an juga
memakai kata yang sama.
Penyebutan kata itu juga
dibarengi ciri-ciri Makka yang
kita lihat saat ini, seperti mata
air (zam-zam), bahkan ziarah
haji dan ritual seperti sa'i,
pahala shalat di Masjid
Haram, maqam mustajabah
(depan pintu bait Allah)

Jika umat Kristen ketika
diserang isu `anak haram'
berlindung dibalik TRINITAS,
maka umat muslim yg
diserang dengan tema `bukan
keturunan Ibrahim' cukup
menunjukkan ritual Ibrahim
(Ziarah haji) dan bukti
Arkeologis berupa batu
tempat Nabi Ibrahim berdiri
(ketika membangun Ka'bah)

Bukti yang memenuhi syarat
sebagai bukti sejarah menurut
kaca mata ilmu pengetahuan
Modern. Maka umat muslim
tidak perlu lari dan mencari
perlindungan semacam
doktrin Trinitas.

Maha benar
Allah yang mengabadikan
Ka'bah dan maqam Ibrahim
tersebut, bahkan tertulis di
dalam al-Qur'an. Kedua, tentang
paganisme Arab yang
dianggap sebagai asal-usul
ajaran Islam. Psudoilmia yang
dilakukan Dr. Robert Morey
adalah ketika menulis sejarah
agama, sosok para pembawa
ajaran diidentikkan dengan
umat yang mereka dakwahi.

Padahal paham umat yang
didakwahi seringkali
berlawanan dengan ajaran
yang dibawanya, dan karena
dakwah itulah paham
masyarakat itu berubah
mengikuti ajaran sang rasul.

Bangsa Israel yang pernah
diberitakan melawan bangsa'
Kan'an, memakai nama "EL'
yang adalah Tuhan
masyarakat Kan'an. Orang
mungkin saja bingung kenapa
peperangan yang dikatakan
atas nama agama itu
dilakukan oleh bangsa yang
memakai nama Tuhan dari
masyarakat yang diserangnya. El, Eloy, Eloh, Allah,
Yahweh, Ya Hua,
Elohem ,Allahumma; adalah
kata-kata yang dipakai oleh
masing-masing bangsa - saat
itu - untuk menyebut Tuhan.

Permasalahannnya bukan
pada kata-kata itu saja
kemudian kita menilai paham
suatu masyarakat. Tapi
mestinya kepada cara
penyikapan kepada "Tuhan"
yang mereka sebut menurut
bahasa mereka sendiri-sendiri.
Bangsa Israel yang
menggunakan kata Yahweh
untuk merefleksikan
pemahaman mereka tentang
konsep "Tuhan" dibimbing
oleh rasul dan nabi mereka
untuk meluruskan
pemahaman dan penyikapan
terhadap Tuhan yang mereka
sebut Yahweh.

Begitu juga
masyarakat Arab yang pada
masa jahiliyah memakai kata
Allah untuk menyebut Tuhan
dibimbing oleh Rasulullah
Saw. untuk menyikapi dan
memahami apa yang mereka
sebut Allah itu. Cara
penyikapan inilah yang
diajarkan oleh masing-masing
rasul dan nabi kepada
umatnya, yaitu mengESA-kan.
Kalau ukurannya hanya pada
tataran kata saja untuk
menilai paham suatu umat,
maka Yahudi dan Kristen juga
pagan, karena nama "EL' yang
dipakai IsraEL adalah Tuhan
dari bangsa Kan'an yang
menurut mereka pagan. Dengan menggunakan
parameter penyikapan, maka
yang seharusnya berkaca
adalah umat Kristen sekarang
ini.

Bukankah tindakan
menyekutukan Tuhan adalah
ciri utama masyarakat pagan
yg memiliki banyak tuhan
(berhala) yg bisa mereka
bawa atau mereka taruh
disudut rumah atau mereka
tempel di dinding ruang tamu
dan kantor ??

Bangsa Arab pra-Islam,
sebagaimana bangsa-bangsa
lain Juga selalu diwarnai
dengan pencarian konsep-
konsep ketuhanan yg
karena ketidaktahuan mereka
wujudkan pada "penyekutuan'
tidak mungkin melakukan
kesalahan fatal menyembah
berhala" seperti yg
dituduhkan Dr. Robert Morey.

Wassalam