MENJAWAB HUJATAN TENTANG SURGA

Seringkali para misionaris dan Penghujat Islam mempersoalkan bahkan menghujat “surga Islam” yang mereka anggap menawarkan kenikmatan-kenikmatan yang memanjakan hawa nafsu (“kedagingan” menurut bahasa ,mereka)

Karena mereka surga Islam menawarkannya Ada Makanan,minuman,sungai,istri,bidadari..

sebagai contoh saya ayat ayat ini yang sering mereka persoalkan


وَبَشِّرِ الَّذِين آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُواْ مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقاً قَالُواْ هَـذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِن قَبْلُ وَأُتُواْ بِهِ مُتَشَابِهاً وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
[2:25] Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya



قُلْ أَؤُنَبِّئُكُم بِخَيْرٍ مِّن ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللّهِ وَاللّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
[3:15] Katakanlah: “Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?”. Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.



أُوْلَئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَاباً خُضْراً مِّن سُندُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقاً
[18:31] Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah;

Mengapa mereka Menghujat Penjelasan Surga yang seperti itu?

Dari pengamatan ataupun pengalaman berdialog maupun berdebat dengan kalangan Misionaris dan Penghujat Islam yang mempersoalkan “Surga Islam”,alasan yang sangat mendasar karena dianggap bertentangan dengan Apa yang mereka yakini.

dan dasar argumentasi yang sering dijadikan Acuan adalah ayat ini
Mrk 12:25 Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.

Bahwa disurga Orang tidak kawin dan tidak dikawinkan,kehidupan mereka seperti Malaikat.

Menjawab terhadap hujatan Masalah ini maka note ini Adalah bentuk usaha PENULIS DALAM MENJAWABNYA,dan semoga bisa bermanfaat

1. Kalau KEDUDUKAN MALAIKAT ADALAH sebagai Tujuan maka dalam Islam,Manusia adalah Makhluk paling Sempurna dibandingkan makhluk lainnya termasuk Malaikat.

dan kalau mereka konsisten mengacu dengan apa yang tercatat di Alkitab, ternyata di Surga ada Malaikat Pro Mkhael dan Malaikat PRO NAGA,dan Kedua kelompok berperang Di Surga

WAHYU 12:7

Καὶ ἐγένετο πόλεμος ἐν τῷ οὐρανῷ ὁ Μιχαὴλ καὶ οἱ ἄγγελοι αὐτοῦ τοῦ πολεμῆσαι μετὰ τοῦ δράκοντος καὶ ὁ δράκων ἐπολέμησεν καἱ οἱ ἄγγελοι αὐτοῦ,


KJV with Strong’s And there was war in heaven Michael and his angels fought against the dragon and the dragon fought and his angels

TB Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya,
BIS Lalu di surga terjadi peperangan. Mikhael bersama malaikat-malaikatnya bertempur melawan naga itu. Dan naga itu pun, yang dibantu oleh malaikat-malaikatnya, melawan Mikhael.
FAYH Kemudian terjadilah peperangan di surga. Mikhael serta malaikat-malaikat di bawah pimpinannya berperang melawan Naga serta bala tentaranya yang terdiri dari malaikat-malaikat pendurhaka.
DRFT_WBTC Kemudian terjadilah perang di surga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan ular besar itu. Ular besar itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya.
TL Maka jadilah suatu peperangan di surga, yaitu Mikhail serta segala malaekatnya berperang dengan naga itu; dan naga serta segala tentaranya pun berperanglah;
KSI Maka terjadilah suatu peperangan di surga. Mikhail dengan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu pun bersama malaikat-malaikatnya berperang melawan Mikhail.
DRFT_SB Maka jadilah suatu peperangan disurga, yaitu Michael serta segala malaikatnya berperang dengan naga itu. Maka naga itu pun berperanglah serta segala tentaranya;
BABA Dan ada prang dalam shorga, ia’itu Mika’el sama sgala mla’ikat-nya berprang sama itu naga; dan itu naga pun berprang sama-sama dia punya mla’ikat;
KL1863 Maka djadilah prang dilangit, Mikael dengan segala malaikatnja berprang dengan itoe naga; dan itoe naga serta segala malaikatnja berpranglah.
KL1870 Maka disorga djadilah soeatoe perang, ija-itoe Michael dan segala malaikatnja pon berperanglah dengan naga itoe; maka naga dan segala soeroehannja pon berperanglah.


2. Berbagai Penjelasan tentang KENIKMATAN yang Disimbolkan dengan melimpahnya MAKANAN,MINUMAN,AIR,PERHIASAN DAN PASANGAN TANG SEMPURNA itu merupakan Penjelasan yang bisa dimengerti menurut kadar pengetahuan tentang “kenikmatan” yang diimpikan setiap Manusia yang NORMAL di Dunia.

Jadi dalam memahami tentang “teks-teks” tentang syurga didalam Islam jangan hanya dipahami secara “tekstual .hurufiah” tetapi hendaknya dipahami betul kontekstual dan maknawiyah kata-kata di dalam ayat-ayat AL Qur’an maupun Hadist! Karena di ayat lain Al Qur’an maupun Hadist menjelaskan:

QS Al Waqiah 60-61

نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ
nahnu qaddarnaa baynakumu almawta wamaa nahnu bimasbuuqiina
[56:60] Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan,

عَلَى أَن نُّبَدِّلَ أَمْثَالَكُمْ وَنُنشِئَكُمْ فِي مَا لَا تَعْلَمُونَ
‘alaa an nubaddila amtsaalakum wanunsyi-akum fii maa laa ta’lamuuna
[56:61] untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.

QS AS Sajadah 17

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّا أُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاء بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
falaa ta’lamu nafsun maa ukhfiya lahum min qurrati a’yunin jazaa-an bimaa kaanuu ya’maluuna
[32:17] Tak seorangpun mengetahui berbagai ni’mat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.


Banyak Sekali Hadist yang menjelaskan tentang Surga Bahwa Kenikmatannya Belum pernah terlihat oleh mata,belum pernah oleh telinga bahkan terpikir oleh benak manusiai

HADIST MUSLIM 5053

حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ وَهَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنِي أَبُو صَخْرٍ أَنَّ أَبَا حَازِمٍ حَدَّثَهُ قَالَ سَمِعْتُ سَهْلَ بْنَ سَعْدٍ السَّاعِدِيَّ يَقُولُاشَهِدْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَجْلِسًا وَصَفَ فِيهِ الْجَنَّةَ حَتَّى انْتَهَى ثُمَّ قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي آخِرِ حَدِيثِهِ فِيهَا مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ ثُمَّ اقْتَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ{ تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنْ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ }

Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Ma'ruf] dan [Harun bin Sa'id Al Aili] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab] telah menceritakan kepadaku [Abu Shakhr] bahwa [Abu Hazim] telah menceritakan kepadanya, ia berkata: Aku mendengar [Sahl bin Sa'id As Sa'idi] berkata: Aku menghadiri majlis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam, dimajlis itu beliau menggambarkan surga hingga usai, diakhir pembicaraan beliau bersabda: “Didalamnya ada sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan tidak pernah terlintas dibenak manusia.” Setelah itu beliau membaca: “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnyadan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang kami berikan. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (As Sajdah: 16-17)

HADIST MUSLIM 5051

حَدَّثَنِي هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ ذُخْرًا بَلْهَ مَا أَطْلَعَكُمْ اللَّهُ عَلَيْهِ

Telah menceritakan kepadaku [Harun bin Sa'id Al Aili] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab] telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Allah ‘azza wajalla berfirman: ‘Aku telah menyiapkan sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan tidak pernah terlintas dibenak manusia untuk hamba-hambaKu yang shalih.’ Sebagai simpanan, biarkan apa yang diperlihatkan Allah pada kalian.”

Hadist Bukhori 4406

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُعَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ اقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ{ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ }و حَدَّثَنَا عَلِيٌّ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ اللَّهُ مِثْلَهُ قِيلَ لِسُفْيَانَ رِوَايَةً قَالَ فَأَيُّ شَيْءٍ

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: ‘Aku telah menyiapkan bagi hamba-hambaku yang shalih sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan tidak pernah terlintas dibenak manusia.’ Abu Hurairah berkata; Jika kalian mau, bacalah ayat; “Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan (As Sajdah: 17).” Dan telah menceritakan kepada kami [Ali] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dia berkata; Allah berfirman: -dengan redaksi yang sama-. Menurut riwayat Sufyan dia berkata; Apakah itu?

Dan masih banyak sekali Hadist yang menyampaikan Hal serupa,yang Subtansinya Kenikmatan Surga itu belum pernah terlihat oleh Matabelum pernah didengar telinga dan tidak pernah terlintas dibenak manusia.

Lalu bagaimana penejelasan-penjelasan ayat-ayat lain tentang keadaan syurga yang ada sungai mengaliur dibawahnya. Bidadari dll?

Semua itu adalah penjelasan untuk kadar kemampuan manusia di Dunia dalam memahami tentang kenikmatan!


Maka bisa kita Ilustrasikan seperti menjelaskan “manfaat computer dan canggihnya dunia Internet’ kepada orang primitive!
Tentu saja penjelasannya menyesuaikan dengan kemampuan pikir obyek “yang dijelaskan”,bukan?


Bukankah salah satu tujuan beragama ada untuk mendapatkan kenikmatan Abadi??
Bagaimana agar Manusia termotifasi untuk mendapatkannya??
Salahkah untuk memberi iming-iming agar manusia termotifasi mendapatkannya sesuai dengan :kenikmatan yang dipahami didunia??
Agar manusia bersemangat mendapatkannya??

Maka justru sangat konyol sekali kalau ada yang menilai “penjelasan-penjelasan “ tersebut di ukur dengan norma “keduniaan” sekarang! Saya akan memberiilustrasi bahwa sebuah pekerjaan yang sama dilakukan waktu yang berbeda maka nilai pekerjaan tersebut berbeda nilainya!


Dan ilustrasi yang saya berikan tidak jauh dari “ilustrasi yang sering di permasalahkan” yaitu mengenai hubungan Intim antara laki-laki dan wanita! Karena saya yakin yang aktif d iforum ini orang-orang dewasa,jadi ilustrasi ini tidak akan disalah pahami!

1. Persoalan intim tersebut jangankan melakukan membicarakan saja termasuk tabu kalau yang berbicara adalah “anak yang belum cukup umur”

2 . orang yang sudah cukup umur dan punya pasangan, dan Ia melakukan hubungan tersebut tetapi hubungan tersebut belum di syahkan oleh agama yang diyakininya maka ia sudah berbuat Dosa besar = zina

3. orang yang sudah cukup umur dan sudah menikah tetapi ia berhubungan intim bukan dengan pasangan yang syah menurut keyakianannya maka sama saja berbuat dosa besar = zina

4. orang yang sudah cukup umur dan ia sudah punya pasangan tetap tetapi ia tidak mau menggauli pasangannya maka inipun juga telah berbuat dosa

5. orang yang sudah cukup umur dan berhubungan intim dengan pasangan yang syah maka itu sama sekali tidak dosa tetapi justru ia sedang melakukan salah satu kewajibannya sebagai suami istri.


Sekarang kita kaji secara ilmiah apakah berhubungan intim yang dilakukan suami istri yang syah dengan orang yang berhubungan intim yang dilakukan dengan pasangan yang bukan suami istri?? Adakah perbedaanya?
Tidak ada bukan??

Jadi kesimpulannya sesuatu tindakan /perbuatan tidak bisa dinilai secara generalisir = menilai apa yang terjadi “di akhirat” dengan ukuran dunia! Itu sama saja menilai hubungan intim wanita suami istri yang syah dinilai dari sudut pandang / ukuran “orang yang belum menikah ! Jadi kalau ada orang yang mempersoalkan gambaran “syurga didalam Islam” di ukur dengan penilaian dunia alangkah konyolnya penilaian tersebut………………………

3. Di Surga Manusia mendapatkan apa yang ia Inginkan

Kalau di Alkitab membanggakan surganya yang menawarkan Kehidupan seperti Malaikat,Seperti Raja yang mengadakan Pesta

Mat. 22:2 “Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.

Mat. 22:30 Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.


Sorga yang dijanjikan dalam Al Qur’an adalah diberikan APA YANG mereka KEHENDAKI

لَهُمْ فِيهَا مَا يَشَاؤُونَ خَالِدِينَ كَانَ عَلَى رَبِّكَ وَعْداً مَسْؤُولاً
lahum fiihaa maa yasyaauuna khaalidiina kaana ‘alaa rabbika wa’dan mas-uulaan
[25:16] Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki, sedang mereka kekal (di dalamnya). (Hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan (kepada-Nya).

Artinya yang menghendaki seperti Malaikat bisa.. yang tidak ingin kawin dan tidak dikawinkan dikabulkan…

JADI MAU APA LAGI???




Wassalam