NASKAH LAUT MATI (Dead Sea Scrolls) BENANG MERAH JESUS SEKALIGUS MEMBUKTIKAN JESUS TIDAK MATI DI PALANG SALIB..

Doktrin Kristen menegaskan,
Isa Al-Masih yg oleh kalangan Kristen disebut
Yesus,
Meninggal di kayu salib. Konsep
penyaliban ini menjadi tonggak akidah umat Kristen tentang kenaikan dn
kebangkita Yesus, yg pada
ujungnya mengarah pada pengakuan ketuhanan Yesus.

Nabi Isa, dalam sejarahnya,
memang mendapat hukuman salib dari penguasa Romawi saat itu.
karena beliau
dianggap menghujat Allah dengan mengatakan bahwa ia adalah
anak Allah.

Tetapi, ketika
diajukan ke wali negeri, Isa Al-
Masih di tuduh makar karena
mengaku sebagai raja Yahudi.
Maka beliau pun mendapat hukuman salib.

Dalam Injil dijelaskan,
“Hari itu ialah persiapan Paskah,
kira-kira jam 12″. (Yohannes 19:14)

Istilah Paskah berasal dari bahasa Ibrani, dari kata pesah, Artinya
“melewati”.
Upacara ini, seperti dijelaskan
dalam kitab Perjanjian Lama,
sebenarnya dilaksanakan
sebagai peringatan
pembebasan bangsa Israel
dari bangsa Mesir, yg ketika
itu anak-anak
sulung orng Israel dibunuh,
tetapi pintu-pintu rumah orng
Ibrani di lewati, karena ambang atas dn kedua tiang pintu
rumah mereka ditoreh dengan
darah anak kambing domba.

Sedang, dlm kitab Perjanjian Baru, Yesuslah yg di sebut-sebut sebagai anak
domba bukit Paskah.

Dengn demikian,
menurut keyakinan Kristen,
Isa Al-Masih memang harus
disalib untuk menebus dosa
umatnya sebagai akibat dosa
yg diwariskan Adam dan Hawa.

Dengan penyaliban itu,
manusia terbebas dari siksaan akibat dosa tersebut.

Dalam
perkembangan selanjutnya,
gereja menyatakan bahwa Paskah adalah Hari
Kebangkitan Yesus. Dalam
persiapan Paskah, kira-kira
jam 12 siang, Kaisar Romawi
Pontius Pilatus memutuskan
untuk menyerahkan Isa Al- Masih kpda orang-orang
Yahudi untuk disalib di Bukit
Golgota
(Bukit Tengkorak)

Maka Isa Al-Masih dipaksa
manggul salib ke Bukit Golgota.
Setelah sampai di Bukit Golgota kira-kira jam tiga
sore, berserulah Isa Al-Masih,
“Elli, Elli lamma sabakhtani?!”
Yg artinya “Tuhanku,
Tuhanku, mengapa Engkau
meninggalkan aku?!”

Hari itu adalah hari persiapan Paskah,
dan besoknya adalah hari
Sabat (Sabtu). Bagi umat
Yahudi, hari Sabat adalah hari ketujuh, hari yang suci. Tuhan
berhenti bekerja pada hari tersebut, sehingga orang
Yahudi dilarang bekerja,
termasuk melakukan
penyaliban.
Orang yang
bekerja pada hari itu dihukum
mati.

Pada saat itu, waktu yg tersisa untuk menyelesaikan
pekerjaan penyaliban,
sebelum memasuki hari Sabat,
tinggal 2,5 jam,
karn pergantian waktu menurut tradisi Yahudi adalah terbenamnya matahari,
jam 6 sore, bukan jam 12 malam atau
jam 00.00.
Terdesak oleh waktu, dan
untuk mempercepat proses kematian Isa Al-Masih dan
pengikutnya, Orang-orang
Yahudi minta para serdadu
Romawi mematahkan kaki mereka. Tepat giliran Isa Al-Masih, para serdadu Romawi
ternyata tidak mematahkan
kakinya, sebab mereka menyangka Isa Al-Masih telah
mati.
“Tetapi, ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa ia telah mati,
mereka tidak mematahkan
kakinya.
”(Yohanes 19:33).

“Pilatus heran saat mendengar bahwa Yesus
sudah mati. Maka ia memanggil serdadu dan
menanyakan kepadanya
apakah benar Yesus sudah
mati.”
(Markus 15:44).

Berdasarkan catatan sejarah
dan tinjauan ilmu pengetahuan, umumnya orang
yang disalib baru mengalami
kematiannya
minimal 2 (dua hari)
Dari situ bisa diambil kesimpulan,
waktu satu hari (saat itu hari
Jumat) belum cukup untuk
membuat
Isa Al-Masih meninggal di
kayu salib.
Tapi, mereka
mengira Yesus sudah mati.

Dan kebenaran ini justru ditolak
oleh umat Kristen demi
konsep ketuhanan Yesus yang dirumuskan dalam Konsili
Nicea pada
325 Masehi. Konsep ketuhanan
itu mengharuskan adanya “proses evolusi ketuhanan
Yesus”

Sebagai berikut :
penyaliban, Mati,bangkit atau hidup
kembali, duduk di surga di
sebelah kanan Allah dan
menjadi Tuhan.

Lalu Pertanyaan.

Bagaimana pendapat Al-Quran tentang penyaliban
Nabi Isa ?

Al-Quran secara gamblang
menjelaskan, Nabi Isa memang disalib, tapi beliau
tidak mati.

“Dan lantaran
perkataan mereka yang mengatakan,
‘Sesungguhnya kami telah
membunuh Isa putra Maryam
rasul Allah itu’. Padahal,
sebenarnya mereka tidak
membunuhnya dan tidak pula
menyalibnya (hingga mati),
melainkan hanyalah
diserupakan saja pada mereka…”
(Quran Surat An-
Nisa :157).

Nah lalu Pertanyaan.

Isa Al-Masih tidak mati di kayu salib, tetapi yang disalib
sampai mati adalah Yudas
Iskariotalias Yahuda
Ashkhariyuti. Benarkah
pendapat ini ?


Pendapat seperti itu sulit di pertanggung jawabkan,

SebabAl-Quran sama sekali tidak pernah menyebut atau
mengisahkan
nama tersebut. Jadi, Isa Al-Masih tidak meninggal di kayu salib. Tetapi Beliau hanya pernah mengalami bahaya penyaliban, Namun akhirnya diselamatkan oleh Allah dengan cara
diserupakan kondisinya
sebagai orang mati dengan
cara pingsan.

Jadi Isa Al-Masih tidak meninggal di salib, melainkan
selamat dan tetap hidup
bahkan sampai usia lanjut.

Hal ini sesuai dengan keterangan Al-
Quran surat Ali Imran ayat 46.
“Dia dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan ketika sudah
dewasa”

Kata dewasa, Menurut Kamus
Bahasa Arab Al-Munjid fil
Lughati wal A’lami, artinya
seorang yg berusia antara
30 sampai 50 tahun.

Imam Raghih, dalam buku Bible dalam Timbangan,
Mengartikannya orang yg rambutnya bercampur dengan yg putih karena usianya
yang lanjut.



Lalu Dimanakah Isa Al-Masih menjalani kehidupan
sampai usia lanjut dn
dimakamkan ?

firman Allah taala.

“Dan telah kami jadikan Isa
putra Maryam beserta ibunya
suatu bukti yg nyata bagi kekuasaan Kami, dan Kami melindungi mereka di suatu
tanah tinggi yang datar yg banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.” (Quran Surat Al-Mukminun 23:50)

Dimanakah tempat yang
dimaksud oleh ayat ini ?

Para ahli tafsir merujuk dataran
tinggi di sebuah bukit sebelah
barat Laut Mati, Palestina,

Yaitu biara tempat kediaman sekte
Esenes. Tempat ini dikenal dengan Bukit Qumran. Jadi
beliau hidup dan dimakamkan
disana.

Mengapa data-
data penting itu tidak banyak
diungkap ?

Karena ada pihak-pihak
tertentu yg berkepentingan
dengan soal ini. Hal ini,

Misalnya, dapat kita cermati
dari fenomena naskah yang
terkenal, yaitu Dead Sea
Scrolls atau Gulungan Laut
Mati, di Gua Qumran, sekitar
10 mil sebelah
timur Jerusalem, yang meyimpan sekitar 800
dokumen yang ditulis sekitar
tahun 200 sebelum Masehi
sampai 50 Masehi dalam bahasa Ibrani, Yunani dan Aram (bahasa sehari-hari
yang dipakai Nabi Isa).

Di antaranya terdapat 127
dokumen ayat-ayat Bible, juga kitab suci
Apokriba(kita yang tidak
boleh dibaca umat Kristen).
Sejak penemuannya pada tahun
1947 oleh seorang gembala
domba Badui, sampai empat
dekade berikutnya, banyak rahasia yang di sembunyikan
oleh kelompok kecil sarjana
yang menguasai dokumen
tersebut.

Namun penyembunyian itu berakhir
September 1991, ketika sebuah lembaga penelitian di
California, yg menyimpan
empat set fotografi koleksi
Dead Sea Scrolls, mulai mengizinkan para sarjana
yg berkepentingan untuk menelitinya.

Frank M. Cross, editor naskah
Dead Sea Scrolls dan seorang
pakar bahasa Ibrani dan Barat
di Harvard University
memperingatkan bahwa naskah gulungan itu akan membongkar misteri yang
aneh di sekitar Al-Kitab,
seperti Kitab Tobit,
Sirakhdan Yobel, yang apokrifa atau diragukan
keasliannya bagi pemeluk Katolik dan Protestan..

WaAllahu Alam.