MENJAWAB TUDUHAN ALQURAN SUDAH TIDAK ASLI LAGI DI KARNAKAN ADA AYAT YANG HILANG.

Umat kristian sering kali berkata jika Alquran tidaklah Asli karna ada ayat yg mengatakan hilang..
Pernyataan Seperti ini sering kali mereka pakai untuk menghujat kaum muslim dan mereka tidak bisa mempertanggung jawabkan atas pernyataan mereka.

Sebagai contoh..

Riwayat.
Aisyah, isteri Nabi, yang dikutip oleh
Jalaluddin
al-Suyuthi dalam kitabnya, al-Itqan, dalam kata-kata
berikut:
"pada masa Nabi, surah al-
Ahzab berjumlah 200 ayat.
Setelah Uthman
melakukan kodifikasi,
jumlahnya menjadi seperti
sekarang [yakni 73 ayat]."
Pandangan Aisyah juga
didukung oleh Ubay bin Ka'b,
sahabat Nabi yang
lain, yang didalam mushafnya
ada dua surah yang tak
dijumpai dalam mushaf
Uthman, yakni surah al-Khal'
dan al-Hafd. => Apakah ini
suatu pernyataan salah???

Jawabnya..

Mengenai riwayat yg
mengatakan bahwa Mushaf
Ubay mengandung dua surah
ekstra; al-HafÌ dan al-khala’,
adalah riwayat palsu karena
bersumber dari Hammad ibn
Salama. Hammad meninggal
pada tahun 167 H dan Ubay
meninggal pada tahun 30 H.
Jadi, paling tidak ada gap, dua
sampai tiga generasi antara
meninggalnya Ubay dan
Hammad. Jadi, tidak mungkin
Hammad bisa meriwayatkan
langsung dari Ubay.
Mengenai al-Nas dan al-Falaq,
seandainya kedua surah
tersebut tidak termasuk dari
alQur’an, niscaya akan muncul
banyak riwayat di dalam
hadits yg membenarkan
fakta tersebut. Karena
riwayat tersebut tidak ada,
maka jelaslah Mushaf Ibn
Mas’ud tidak bisa dijadikan
tolak ukur untuk menolak
kesahihan Mushaf ‘Utsman.
Yang menarik adalah Ubay bin
Ka’ab yg dikatakan
mempunyai Mushaf yang lain
dari Mushaf yang ada
sekarang justru adalah orang
yang ikut menyusun
keberadaan Mushaf Utsmani
“Ata berkata : Ketika Utsman
memutuskan untuk menyalin
Al Quran kedalam naskah
tertulis , ia mengirim mereka
kepada Ubay bin Ka’ab. Ubay
mendiktekan kepada Zaid
yang kemudian
menuliskannya, dan bersama
mereka Sa’id bin Al ‘Ash, yang
meneliti teks (berdasarkan
Gramar Arab Quraisy).
Teks ini berdasarkan bacaan Ubay
dan Zayd (Hadits Riwayat Abu
Dawud)”

Utsman memerintahkan Ubay
bin Ka’ab untuk mendiktekan,
Zayd bin Tsabit untuk menulis,
Sa’id bin Al Ash dan
Abdurahman bin Al Harith
untuk meneliti teks kedalam
aturan bahasa Arab (HR. Abu
Dawud)

Hadits ini adalah tamparan
yang amat keras bagi orang-
orang yang menuduh bahwa
Ubay bin Ka’ab memiliki
Mushaf yang berbeda dari
Mushaf Utsmani, bagaimana
mungkin ia bisa melewatkan
kedua surat ini kedalam
Mushaf Ustmani sedang ia
sendiri yang membacakannya
didepan Zaid?

DEMIKIAN JUGA MENGENAI
"klaim Aisyah" "TIDAK BISA DI
PERCAYA" di karnakan pada waktu
Utsman MENULIS Mushaf juga
MENGUDANG Aisyah, Zaid,
serta mencocokan dengan
Suhuf-suhuf serta Mushaf ABU BAKAR yg dipegang
hafsah... SEHINGGA
PERNYATAAN Seperti itu TIDAK
BISA DITERIMA..

Sebagai Contoh/analogi
adalah:
PADA SURAH AL-fatihah "BISA
DI HITUNG 7 AYAT dan bisa
juga di hitung 4 ayat,
MENGAPA???

Perhatikan QS. AL-FATIHAH
BERIKUT:
1. Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah,
Tuhan semesta alam,
3. Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang,
4. Yang menguasai hari
pembalasan.
5. Hanya kepada Engkaulah
kami menyembah dan hanya
kepada Engkaulah kami
mohon pertolongan.
6. Tunjukilah kami jalan yang
lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang
yang telah Engkau
anugerahkan nikmat kepada
mereka, bukan (jalan) mereka
yang dimurkai dan bukan
(pula jalan) mereka yang
sesat.

NAMUN AYAT DI ATAS bisa
DIANGGAP 4 AYAT, karena:
= ayat 1 hingga tanda titik (1
ayat)
= ayat 2, 3 dan 4 hingga tanda
titik ( 1 ayat)
= ayat 5 hingga titik (1 ayat)
= ayat 6 dan 7 hingga titik (1
ayat).


DEMIKAN JUGA SURAH AL-
ahzab.
dengan CONTOH SBB:

= Misalnya: ayat 1, 2 dan 3 = 1
ayat , karena akhir ayat 1
berkelanjutan pada ayat 2,
akhir ayat 2 berkelanjutan
pada ayat 3 (belum titik).
NAMUN TIDAK SALAH jika di
baca TERPISAH (di anggap 3
ayat). TIDAK ADA AYAT YANG
HILANG DI SITU.
= Kemudian ayat 7 dan 8, bisa
dijadikan 1 ayat karena ayat 7
belum berhenti (waqob).

SEBALIKNYA, pengabungan
ayat:
= AYAT 72 ada tanda
Waqob=berhenti/tanda titik di
tengah ayat, itu bisa di baca
MENJADI 2 AYAT atau bisa
digabung menjadi 1 ayat.. HAL
TERSEBUT TIDAK AKAN
MENIMBULKAN MASALAH...
karena Umat Islam sudah
sangat paham cara membaca
Qur'an dengan melihat tanda
pada ayat-ayat; "ada tanda
berhenti, boleh berhenti, terus
dsb..".

= JIKA DI TELITI banyak sekali
tanda WAQOB/titik DI
TENGAH-TENGAH AYAT pada
surah AL-AHZAB
SAYA TIDAK uraikan satu
persatu... tapi SAYA HARAP
DENGAN ANALOGI beberapa
ayat di atas anda bisa MEMAHAMI.

Kesimpulanya.

Jika Mereka menganggap AYAT MISSING=HILANG
Pertanyaan Seperti ini tidak bisa di pertanggung jawabkan.

Semua Muslim yang pandai
baca Qur'an pasti PAHAM
MASALAH
= Pemenggalan ayat/
penggunaan tanda baca yang
berbeda antara Mushaf
Utsman dan Abu Bakar.

AYAT pun
TIDAK ADA YANG HILANG.
=> Sebelum MUSHAF
UTSMAN, tidak ada tanda
pemisah ayat dengan kode/
tanda tertentu, Oleh karena
itu UTSMAN BER-IJTIHAD
(menggunakan dalil Akal)

BAHWA PERLU DI BUAT
PEMISAH AYAT yang tegas
menggunakan TANDA BACA.

=> Pada masa Kholifah Al
Makmun (813-833 M), para
ahli qiroah menambahkan
berbagai tanda dalam Al-
Qur’an, seperti membuat
tanda-tanda ayat, tanda-tanda
waqof (berhenti membaca),
serta tanda-tanda ibtida
(memulai membaca), dan
menerangkan identitas surat
pada awal setiap surat.
Seperti nama surah, tempat
turunnya dan jumlah ayatnya.
Tanda-tanda lainnya, adalah
tanda pemisah antara satu juz,
seperti Juz Amma, yang diikuti
dengan penomorannya, tanda
hizd untuk membedakan satu
hizd dengan hizd lainnya, tiap
tanda dibagi empat, satu
perempat ditulis al rub,
seperdua nizf dan tiga
perempat ats tsulusa.

= > Mengenai jumlah ayat
para alim bebeda pendapat.
‘Ulama Kufah seperti Abu
Abdurrahman As Salmi
menyebutkan Al-Qur’an
berjumlah 6.235 ayat, As
Suyuthi menyebutkan 6.616
ayat. Perbendaan jumlah ayat
ini disebabkan adanya
perbedaan pandangan di
antara mereka tentang
kalimat Basmalllah pada awal
surat dan fawatih as suwar
(kata-kata pembuka surah),
seperti Ya Sin, Alif Lam Mim,
dan Ha Mim. Kata-kata
pembuka ini ada yang
menggolongkan sebagai ayat
ada juga yang tidak.

PERBEDAAN INI TERLETAK
PADA MULAI DARI MANA
MENGHITUNG AYATNYA...
APKAH TANDA titik (waqob)
TENGAH AYAT DI ANGGAP
pemisah AYAT (dijadikan 2
ayat atau di anggap 1 ayat).

HAL INI TIDAK BERDAMPAK
PADA KERUSAKAN AL-
QUR'AN karena TIDAK ADA
AYAT YANG DI HILANGKAN...

Wassalam.