Kaum Kristen Sering berkata jika Allah islam adalah Zat..
Jawabnya.
Dzat dengan zat itu beda. Jika
Allah SWT disamakan dengan zat, yg notabene adalah
ciptaan-Nya sendiri, maka itu
amat mustahil. Atom diciptakan oleh Allah SWT masa Dia sendiri "mencipta" dirinya dengan atom? Masuk akal nggak mobil diciptakan sama
mobil? Makanya, pelajari dulu
struktur linguistik bahasa Arab
tentang Dzat.
Mengenai DZAT.
Apakah Dzat tersebut mempunyai kepribadian?
Apakah Dzat tersebut berbentuk RUH?
Apakah Dzat tersebut pernah
menampakan diri?
Apakah Dzat tersebut berbentuk materi?
Apakah Dzat tersebut memiliki
energi/power?
Dll..
Islam Melarangan Berfikir tentang Dzat Allah
1. DALIL AL QUR'AN Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
" Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia.
Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka ".(Q.S. Ali Imran :
190-191)
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
Katakanlah: "Perhatikanlah
apa yang ada di langit dan di
bumi. Tidaklah bermanfaat
tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang
yang tidak beriman". (Q.S.
Yunus : 101)
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
"Dan Kami tidak menciptakan
langit dan bumi dan apa yang
ada antara keduanya tanpa
hikmah. Yang demikian itu
adalah anggapan orang-orang
kafir, maka celakalah orang-
orang kafir itu karena mereka
akan masuk neraka." (Q.S.
Shaad : 27)
2. DALIL AS SUNNAH Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" Berfikirlah tentang nikmat-
nikmat Allah, dan jangan sekali-sekali engkau berfikir
tentang Dzat Allah " (Hadits
hasan, Silsilah al Ahaadiits ash
Shahiihah)
Kata dzat yang
disandarkan pada Allah kita
ketemukan pada sabda Nabi
saw, "Tafakkaruu fi khalkillah
walaa tafakkarua fi dzatihi" (=
berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah tapi jangan
berpikir mengenai DzatNya).
Pertanyaannya: darimana si
momet itu mendapat istilah
Allah itu dzat?
Jawabanya.
firman Allah subhanahu wata’ala :
” Tidak sesuatu pun yang serupa dengan Dia ( Allah ) ,
dan Dia Maha Mendengar ,
Maha Melihat ” . ( QS. As Syuuraa : 11 )
Maka kalau kita menyebut Dzatullah (Dzat Allah), tidak berarti dzat di sini sama dengan ciptaan-Nya (zat cair, zat gas, cat padat). Sama
seperti ketika kita mengatakan
bahwa Allah mendengar,
bukan berarti mendengar
seperti makhluknya dengan indera dengar (telinga
misalnya).
Kata Dzat yang disandarkan
pada Allah kita ketemukan
pada sabda Nabi saw,
"Tafakkaruu fi khalkillah
walaa tafakkarua fi dzatihi" (=
berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah tapi jangan
berpikir mengenai DzatNya).
Berpikir tentang ciptaan Allah
akan menyadarkan kita bahwa
Allah itu ada; eksistensi Allah
itu nyata Tapi jangan sampai kita berpikir tentang Dzat Allah
atau sosok Allah.
Mengapa?
Kita tak akan pernah mampu.
Bukankah Dia Mutlak (Absolute). Tak terbatas oleh
ruang dan waktu; termasuk tak terbatas oleh alam pikiran manusia.
Sementara manusia serba relatif. Ambil contoh, mata kita hanya untuk melihat benda mati saja sudah tertipu;
tongkat lurus yang tertancap di air jernih bukankah kelihatan
patah?
Bagaimana mata yang relatif ini akan mampu melihat Dzatullah yang tak terbatas
itu?
Maka pengetahuan kita
tentang Dzat Allah tidak lain
sebatas informasi yang dia berikan kepada kita:
bagaimana sifatNya, apa
namaNya; apa kehendakNya,
dan sebagainya. Semua itu
diinformasikan Allah melalui Al
Quran dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw.
Jika kita memaksakan diri
untuk "mewujudkan" sosok tuhan dalam pikiran kita, pasti akan salah. Sebab, bukankah selama ini pengetahuan kita
selalu berdasar persepsi yang
menyandar pada apa saja yang
pernah kita lihat?
Mengapa ada tuhan yang
"diwujudkan" dengan empat
tangan oleh para penganut agama pagan?
Karena sang
pewujud dipengaruhi oleh
persepsi mereka bahwa tuhan
itu berkuasa dan kekuasaan itu, seperti gambaran
kekuasaan manusia,
disimbolkan dengan tangan.
Jadi, kembali lagi yang dimaksud Dzatullah adalah
wujud Allah, yang wujud itu tak mungkin bisa digambarkan,
atau didefinisikan oleh manusia.
Kata Dzat selalu dirangkai dengan sifat Kemahaan-Nya
dipakai untuk menyebut kata
ganti Allah SWT Pencipta Jagat
Raya. Sedangkan hakikat Allah
tidak dapat ditangkap dengan indera makhluk-Nya.
Allah tidak sama dengan zat-zat
yang diciptakan-Nya.
“dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan Dia” (QS.Al-Ikhlas:4)
Seharusnya para kafir malu
menuduh Allah itu berupa benda atau zat. Sebab dalam
alkitab cetakan lama ( hehee...
biasalah kitab sering
diamandemen)
Tuhan secara
tegas digambarkan sebagai “zat”
“Maka oleh sebab kita dijadikan Allah, tiadalah patut
kita menyangkakan ZAT ALLAH
itu serupa dengan emas dan perak atau batu yang berukir dengan kepandaian dan akal manusia” (Kisah Para Rasul
17:29, Alkitab Terjemahan
Lama, LAI Jakarta 1960)
Bahkan Tuhan dalam sejarah
Bible digambarkan dengan bentuk dan tingkah aneh-aneh
dan tidak masuk akal, contoh:
-Tuhan turun ke bumi menjadi
manusia, lalu duel dengan Nabi Yakub sampai Tuhan kalah (Kejadian 32:28).
Hmm.. Tuhan
ngapain duel dengan nabi
segala?! kalah pula.
-Tuhan menjelma menjadi burung merpati yang terbang di atas sungai (Yohanes 1:32)
-Tuhan menjadi manusia Yesus
yang dikejar tentara,
tertangkap dan disiksa sampai
mati di kayu salib (Yohanes
1:40, Matius 27:50, Markus
15:32, Lukas 23:46, Yohanes
19:30)
Alkitab menyebutkan Allah sebagai roh, perhatikan ayat ini:
“Allah itu roh dan barangsiapa
menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh
dan kebenaran” (Yohanes 4:24)
Jika Allah itu roh, maka konsep
Ketuhanan akan semakin tidak
jelas dan sangat melecehkan
Tuhan. Tuhan digambarkan
dalam bentuk yang sangat
hina.
“Bumi belum berbentuk dan
kosong, gelap gulita meliputi
samudera raya, dan ROH ALLAH MELAYANG-LAYANG DI ATAS PERMUKAAN
AIR” (Kejadian 1:2)
Hehehe... Roh Tuhan melayang-
layang....
“Maka aku melihat ditengah-tengah tahta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tahta itu berdiri
SEEKOR ANAK DOMBA SEPERTI
TELAH DISEMBELIH,
BERTANDUK TUJUH DAN
BERMATA TUJUH, ITULAH
KETUJUH ROH ALLAH YANG
DIUTUS KE SEURUH
BUMI” (Wahyu 5:6)
Sehina itukah bentuk roh
Tuhan. Seharusnya mereka
memikirkan sudah sempunakah
konsep Ketuhanan dalam
agama mereka sebelum
mencari-cari cela Islam.
Konsep Ketuhanan Allah dalam Islam sudah sangat mapan, tak
ada lagi yang perlu dipermasalahkan bagi orang-
orang yang berpikir.
Wassalam...