MANA YANG BISA DI PERCAYA ALKITAB ATAU ALQURAN ?? (bab7)

Syarat-syarat Kitab Dikatakan Suci ada 15.

 

1. Harus benar-benar bersumber dari Allah Swt.
2. Allah yang mewahyukan harus bersifat Maha atas segala sesuatu
3. Harus mempertahankan bahasa aslinya ketika nabi itu menerima wahyu-Nya
4. Penerima wahyu harus jelas orangnya, benar-benar jujur & berakhlak mulia
5. Tidak mengajarkan ajaran yang kejam dan sadis
6. Memberikan pelajaran dan menunjuki manusia kepada jalan yang benar
7. Ayat-ayatnya tidak boleh bertentangan satu sama lainnya
8. Berbicara tentang ilmu pengetahuan harus bisa dibuktikan
9. Harus sesuai dengan fitrah manusia
10. Kitab tersebut harus bisa memberikan kesaksian bahwa dia diwahyukan oleh Allah Swt.
11. Tidak boleh melecehkan terhadap nabi-nabi Allah
12. Tidak membeberkan cara merayu wanita dan pornografi secara vulgar
13. Harus ada perkataan dari Allah bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain diri-Nya (Qs 20 : 14, 21 : 25)
14. Harus ada nama agama yang berasal dari Tuhannya, bukan dari manusia atau panggilan orang (Qs 3 : 19, Qs 3 : 85, 5: 3)
15. Terjaganya seluruh wahyu itu dengan hafalan para pemeluknya dari awal diwahyukan sampai kiamat. 

BAB 7

AYAT-AYATNYA TIDAK BOLEH ADA YANG BERTENTANGAN

Salah satu dari sekian banyak syarat kitab itu dikatakan suci, apabila isinya tidak terdapat ayat-ayat yang bertentangan satu sama lainnya. Jika ternyata terdapat begitu banyak ayat-ayat yang bertetangan satu sama lainnya, tentu kitab tersebut tidak memenuhi syarat dikatakan kitab suci. Kenapa? Sebab Tuhan pasti bebas dari segala kesalahan dan khilaf. Berbeda dengan kita manusia yang sangat lemah dan pasti sering berbuat salah dan khilaf. Untuk itu marilah kita cek kandungan Alkitab,apakah terdapat ayat-ayat yang bertentangan di dalamnya atau tidak. Perhatikan ayat-ayat sebagai berikut :
Mana yang benar 22 atau 42 tahun?

“Ia (Ahazia) berumur dua puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri raja Israel.”
Ayat di atas bertentangan dengan 2 Tawarikh 22 : 2 di bawah ini:

“Ahazia berumur empat puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri.”
Pertanyaannya : Mana yang benar, 22 tahun atau 442 tahun? Penulis kitab Raja-Raja atau penulis kitab Tawarikh? Apakah mungkin seseorang menjadi raja pada suatu negeri pada saat yang sama, tapi dengan umur yang berbeda? Atau mungkinkah Tuhan yang salah mewahyukan kepada penulis Alkitab? Tentu saja tidak! Yang salah pasti penulis Alkitab itu sendiri, bukan Tuhan. Ini merupakan salah satu bukti bahwa di dalam Alkitab terdapat begitu banyak ayat-ayatnya yang bertentangan satu sama lainnya.
Kesimpulannya : Benar dia-dua pasti mustahil! Salah dua-dua, mungkin saja! Tapi kalau benar, pasti salah satu! Tapi yang mana?

Kalau penulis Kitab Raja-Raja benar, maka penlis Kitab Tawarikh pasti salah! Atau kalau penulis Kitab Tawarikh benar, maka penulis Kitab Raja-Raja salah!
Mana yang benar 1700 atau 7000 orang?
Silahkan baca Alkitab 2 Samuel 8 : 4 di bawah ini :
“Daud menawan dari padanya 1700 orang pasukan berkuda dna 20.000 orang pasukan berjalan kaki, lalu Daud menyuruh memotong urat keting segala kuda kereta, tetapi dengan meninggalkan 100 ekor kuda kereta.”
Ayat di atas bertentangan dengan 1 Tawarikh 18 : 4 di bawah ini :
“Daud merebut daripadanya 1000 kereta, 7000 orang pasukan berkuda dan 20.000 orang pasukan berjalan kaku, lalu Daud menyuruh memotong urat keting segala kuda kereta, tetapi meninggalkan 100 ekor kuda kereta.”

Kedua penulis Kitab tersebut jelas memberikan data yang berbeda. Menurut penulis Kitab Samuel, Daud menawan 1700 orang pasukan berkuda, tetapi menurut Kitab Tawarikh, Daud menawan 7000 orang pasukan berkuda. Pertanyaannya, mana yang benar, 1700 atau 7000? Penulis Kitab Samuel atau Tawarikh? Sebab kalau dua-duanya benar, pasti mustahil! Dua-dua salah, mungkin saja! Tetapi kalau benar, pasti salah satu, tapi yang mana?

Mana yang benar, baru meninggal atau hampir mati?
Matius 9 : 18 menceritakan :
“Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata : “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tanganmu di atasnya, maka ia akan hidup.”
Ayat di atas bertentangan dengan Markus 5 : 23 berikut ini :
“Dan memohon dengan sangat kepadanya : “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”
Menurut penulis Injil Matius, kepala rumah ibadat itu melaporkan dan memohon kepada Yesus untuk menghidupkan anaknya perempuan yang baru meninggal. Tetapi menurut penulis Injil Markus, kepala rumah ibadat itu melaporkan dan memohon kepada Yesus untuk menyelamatkan anak perempuannya yang sedang sakit dan hampir mati. Pertanyaannya, manakah yang benar, anaknya perempuan itu baru saja meninggal atau sedang sakit dan hampir mati?

Kalau penulis Injil Matius benar, pasti penulis Injil Markus salah! Benar dua-dua, pasti mustahil. Salah dua-dua, mungkin saja. Kalau benar, pasti salah satu, tapi yang mana?
Pertentangan-pertentangan antar ayat di dalam Alkitab kami dapati ratusan ayat. Tapi dari tiga contoh pertentangan ayat seperti itu saja sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa sesungguhnya di dalam Alkitab kitab suci umat Kristiani benar-benar terdapat ayat-ayat yang bertentangan satu sama lainnya.
Dengan demikian itu berarti bahwa di dalam Alkitab terdapat ayat-ayat yang benar, tetapi juga terdapat ayat-ayat yang tidak benar. Atau dengan kata lain, kandungan Lakitab bercampur antara yang benar dan salah atau bercampur antara yang haq dan yang bathil, namun sayangnya banyak umat Kristiani tidak mengkritisi kitab mereka selain menerima apa adanya.

Nah sekarang, bagaimana dengan kitab suci Al Qur’an? Apakah juga terdapat ayat-ayat yang bertentangan di dalamnya?

Mari kita simak pernyataan Allah dalam ayat-ayat-Nya sebagai berikut :
82. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (Qs 4 An Nisa’ 82)
Ayat tersebut merupakan pernyataan langsung dari Allah Swt. bahwa Al Qur’an benar-benar berasal dari Dia. Kata Allah sekiranya AL Qur’an bukan berasal dari-Nya tentu mereka akan dapati pertentangan di dalamnya. Ini membuktikan bahwa Al Qur’an bebas dari pertentangan di dalamnya, karena Dialah yang menurunkan Al Qur’an tersebut, sehingga terjamin kebenarannya. Oleh sebab itu, kalau ada orang yang mengatakan bahwa Al Qur’an terdapat banyak ayat-ayat yang bertentangan, itu karena mereka tidak paham dan tidak bisa membaca Al Qur’an yang berbahasa asli, yaitu bahasa Arab, karena yang mereka baca hanyalah terjemahan secara tekstual saja.

NEXT..