Seorang ilmuwan
dari Italia Kenneth
Edward George
berkata,
“Saya sudah mengkaji dengan
sangat teliti agama-agama
terdulu dan agama modern
dewasa ini. Kesimpulannya
adalah bahwa Islam agama
langit yang yang benar. Kitab
Suci ini mencakup kebutuhan
materi dan immateri bagi
manusia. Agama ini
membentuk akhlak yang baik
dan menjaga rohani agar
tetap sehat.”
Profesor Inggris
Mountaghmiri
Wattsberkata,
“Apa yang dipaparkan Al
Qur’an tentang realitas dan
fenomena alam yang
sempurna menurut saya
adalah di antara kelebihan
dan keistimewaan Kitab ini.
Yang jelas semua temuan dan
ilmu pengatahuan yang
didokumentasikan dewasa ini,
tidak mampu menandingi Al
Qur’an.”
Sejarawan Italia,
Brands Johny Burkz
mengatakan,
“Kesejahteraan dan
kepemimpinan menjauh dari
umat Islam dikarenakan
mereka tidak mau mengikuti
petunjuk Al Qur’an dan
mengamalkan hukum dan
undang-undang-nya. Padahal
sebelumnya sejarah telah
mencatat bahwa generasi
awal Islam meraih kejayaan,
kemenangan, dan kebesaran.
Mmusuh-musuh Islam tau
rahasia ini, sehingga mereka
menyerang dari sisi ini. Ya,
kondisi kehidupan umat Islam
sekarang ini suram, karena
tidak pedulinya umat ini
terhadap Kitabnya, bukan
karena ada kekurangan dalam
Al Qur’an atau Islam secara
umum. Yang obyektif adalah
tidak benar menganggat sisi
negatif dengan menghakimi
ajaran Islam yang suci.”
Peneliti Prancis Gul
Labum menyeru
orang Eropa,
“Wahai manusia, kajilah Al
Qur’an secara mendalam,
sampai kalian menemukan
hakekat kebenarannya,
karena setiap ilmu
pengetahuan dan seni-budaya
yang pernah dicapai oleh
bangsa Arab, pondasinya
adalah Al Qur’an. Hendaknya
setiap penduduk dunia, dari
beragam warna dan bahasa
mau melihat secara obyektif
kondisi dunia zaman awal.
Mengkaji lembaran-lembaran
ilmu pengetahuan dan
penemuan sebelum Islam.
Maka kalian akan tahu bahwa
ilmu pengetahuan dan
penemuan tidak pernah
sampai pada penduduk bumi
kecuali setelah ditemukan dan
disebarluaskan oleh kaum
muslimin yang mereka
eksplorasi dari Al Qur’an. Ia
laksana lautan pengetahuan
yang mengalir di jutaan anak
sungai. Al Qur’an tetap hidup,
dan setiap orang mampu
meneguk sejuknya sesuai
dengan kesungguhan dan
kemampuannya.”
Ahli filsafat dari
Prancis, Pranco
Mari Pulter,
menjelaskan perbedaan
antara Injil dan Al Qur’an,
”Kami yakin, jika disodorkan
Al Qur’an dan Injil kepada
seseorang yang tidak
beragama, pasti orang
tersebut akan memilih yang
pertama, karena Al Qur’an
mengetengahkan pemikiran
yang cocok dengan akal
sehat. Boleh jadi tidak ada
undang-undang yang lebih
detail tentang masalah
perceraian, kecuali undang-
undang dan hukum yang telah
di gariskan Al Qur’an tentang
masalah ini.”
Seorang ilmuwan
dari Inggris Fard
Ghayum, Guru
Besar Universitas
London mengatakan,
”Al Qur’an adalah kitab
mendunia yg memiliki
keistimewaan sastra yg
tinggi, yg terjemahnya saja
tidak bisa mewakili tingginya
sastra aslinya. Karena lagunya
berirama khusus,
keindahannya mengagumkan,
dan pengaruhnya yang luar
bisa terhadap yang
mendengarkan. Banyak kaum
nashrani Arab yg
terpengaruh gaya bahasa dan
sastranya. Begitu juga kaum
orientalis, banyak di antara
mereka yang menerima Al
Qur’an. Ketika dibacakan Al
Qur’an, kami orang-orang
Nashrani terpengaruh,
laksana sihir yang menembus
jiwa kami, kami merasakan
ungakapnnya yang indah,
hukumnya yg orisinil.
Keistimewaan seperti ini yang
menjadikan seseorang merasa
terpuaskan, dan bahwa Al
Qur’an tidak mungkin ada
yang mampu menandinginya.”
Knett Grigh, Guru
Besar Universitas
Cambridgememberi
kesaksian,
”Tidak akan mampu
seseorang sepanjang empat
belas abad yang lalu, sejak
diturunkannya Al Qu’ran
sampai sekarang ini, yang
mampu membuat seperti ayat
Al Qur’an, satu ayat
sekalipun. Karena Al Qur’an
bukan kitab yg dikhususkan
untuk zaman tertentu, bahkan
Al Qur’an ini alami yang akan
terus berlangusng sepanjang
zaman. Meskipun dunia dan
kehidupan ini berubah, namun
setiap manusia memungkinkan
menjadikan al Qur’an sebagai
pedoman hidupnya. Mengapa
Al qur’an lebih unggul dan
menjadi pedoman hidup
manusia sepanjang masa?
Karena Al qur’an mencakup
hal-hal yg kecil maupun
urusan yg besar. Tidak ada
sesuatu yang tidak diatur oleh
Al qur’an. Saya yakin, bahwa
Al Qur’an mampu
mempengaruhi orang Barat,
dengan syarat, Al Qur’an
dibacakan dengan bahasa
aslinya, karena terjemahnya
tidak mampu memberi
pengaruh kejiwaan dan
rohani, berbeda dengan
bacaan aslinya yang
menggetarkan jiwa,
meluluhkan qalbu.”
Beberapa
penelitian oleh
ILMUWAN
AMERIKA :
Ketika lafad Allah terdengar,
getaran di atas suara berubah
menjadi gelombang elektrik
optik yg dapat ditangkap
oleh monitor.
MUKZIJAT ini
membuat seorang
ilmuwan terkenal
Amerika memilih
masuk Islam.
Dilaporkan bahawa sebuah
team ilmuwan dari Amerika
menemukan bahawa sebagian
dari tumbuh-tumbuhan
khatulistiwa mengeluarkan
frekuensi di atas suara. Dan
itu hanya dapat ditangkap
oleh perangkat canggih.
Para ilmuwan ini selama tiga
tahun melakukan penelitian
dan melihat fenomena seperti
ini membuat mereka sangat
terheran-heran. Mereka
menemukan bahwa getaran di
atas suara ini dapat diubah
menjadi gelombang elektrik
optik dan lebih dari seratus
kali persekon berulang-ulang.
Team ini kemudian
membuktikan penemuan
mereka di hadapan sebuah
team peneliti Inggeris.
Kebetulan dalam team itu ada
seorang yang beragama Islam.
Ia keturunan India.
Setelah melakukan uji coba
selama lima hari, ilmuwan
Inggeris juga menjadi
terkagum-kagum dengan apa
yang mereka lihat. Namun,
ilmuwan muslim ini
mengatakan bahwa hal ini
sudah diyakini oleh kaum
muslimin sejak 1400 tahun
yang lalu.
Mereka yang
mendengar ucapan itu
memintanya untuk lebih jauh
menjelaskan masalah yang
disebutnya. Ia kemudian
membaca ayat yang berbunyi:
“Dan tak ada suatu pun
melainkan bertasbih dengan
memuji Nya, tetapi kamu
sekalian tidak mengerti tasbih
mereka. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Penyantun lagi
Maha Pengampun” (Isra’: 44).
Prof. William Brown, pimpinan
team peneliti itu akhirnya
mengajak ilmuwan Islam itu
untuk berbicara lebih banyak
tentang Islam. Setelah
dijelaskan tentang Islam dan
diberi hadiah sebuah Al-Quran
yang dilengkapi dengan
tafsirnya dalam bahasa
Inggeris, ia kemudian
mengucapkan syahadat.
WaAllahu Alam.