Syarat-syarat Kitab Dikatakan Suci ada 15.
1. Harus benar-benar bersumber dari Allah Swt.
2. Allah yang mewahyukan harus bersifat Maha atas segala sesuatu
3. Harus mempertahankan bahasa aslinya ketika nabi itu menerima wahyu-Nya
4. Penerima wahyu harus jelas orangnya, benar-benar jujur & berakhlak mulia
5. Tidak mengajarkan ajaran yang kejam dan sadis
6. Memberikan pelajaran dan menunjuki manusia kepada jalan yang benar
7. Ayat-ayatnya tidak boleh bertentangan satu sama lainnya
8. Berbicara tentang ilmu pengetahuan harus bisa dibuktikan
9. Harus sesuai dengan fitrah manusia
10. Kitab tersebut harus bisa memberikan kesaksian bahwa dia diwahyukan oleh Allah Swt.
11. Tidak boleh melecehkan terhadap nabi-nabi Allah
12. Tidak membeberkan cara merayu wanita dan pornografi secara vulgar
13. Harus ada perkataan dari Allah bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain diri-Nya (Qs 20 : 14, 21 : 25)
14. Harus ada nama agama yang berasal dari Tuhannya, bukan dari manusia atau panggilan orang (Qs 3 : 19, Qs 3 : 85, 5: 3)
15. Terjaganya seluruh wahyu itu dengan hafalan para pemeluknya dari awal diwahyukan sampai kiamat.
BAB 11
Setian Nabi atau Rasul, pasti mereka adalah orang-orang pilihan Allah yang bertugas sebagai perantara untuk menyampaikan berita atau pesan-pesan bagi umat manusia. Sebagai orang pilihan, tentu mereka berakhlak mulia, karena mereka merupakan manusia pilihan yang akan menyampaikan firman-Nya, serta sekaligus memberikan teladan bagi uamtnya. Oleh sebab itu sangatlah mustahil jika ada para Nabi atau Rasul pilihanNya yang berakhlak tidak benar, apalagi berakhlak buruk.
Tetapi kenyataannya didalam Alkitab begitu banyak para Nabi yang akhlaknya sangat tidak pantas karena melakukan perbuatan yang sangat tercela. Sebagian besar umat Kristiani tidak mengetahui atau tidak menyadari akan hal ini. Ada juga yang baru mengetahuinya setelah diberitahu oleh orang lain. Atau ada juga yang baru mengetahuinya setelah membaca buku-buku tulisan para Kristolog atau setelah mereka mengikuti acara dialog atau diskusi maupun perdebatan.
Coba simak beberapa ayat Alkitab di bawah ini, lalu bandingkan dengan ayat di dalam Al Qur’an.
Nabi Nuh dalam Alkitab
Marilah kita membaca Kejadian 9 : 21 yan berbunyi sebagai berikut :
“Setelah ia (Nuh) minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya.”
Bisa kita bayangkan bagaimana seorang Nabi pilihan Allah minum anggur sampai mabuk dan telanjang. Walaupun itu ayat Alkitab atau Bible, kami sebagai umat Islam tidak yakin kalau seorang nabi sampai mabuk bahkan telanjang. Tapi itulah, percaya atau tidak, kenyataannya hal itu benar-benar tertulis jelas di dalam Alkitab.
Bandingkan dengan Al Qur’an yang menceritakan nabi-nabi berikut ini:
33. Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (Qs 3 Ali Imran 33)
Ternyata Al Qur’an sangat memuliakan nabi Nuh sebagai salah seorang pilihan Allah melebihi segala bangsa pada waktu itu. Bahkan pernah ketika nabi Nuh hampir berbuat salah, Allah langsung menegur atau mengingatkan beliau agar dia tidak berbuat kesalahan. Al Qur’an tidak pernah menceritakan peristiwa seperti di dalam Alkitab bahwa nabi Nuh mabuk dan telanjang karena meminum khamar atau minuman keras yang memabukkan, karena Nabi Nuh tidak pernah dan tidak mungkin akan melakukan hal-hal yang memalukan, apalagi menjerumuskan dia ke dalam dosa.
Nabi Abraham (Ibrahim) dalam Alkitab
Silahkan membaca Kejadian 20 : 11 – 12:
“Lalu Abraham berkata : “Aku berpikit : Takut akan Allah tidak ada di tempat ini; tentulah aku akan dibunuh karena isteriku. Lagipula ia (Sara) benar-benar saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak ibuku, tetapi kemudian ia menjadi isteriku.”
Konteks ayat Alkitab tersebut intinya yaitu Nabi Abraham karena takut kepada seorang raja Gerar yang bernama Abimelekh, ketika raja tersebut melihat Sara dia meminta kepada Abraham karena tidak diketahuinya kalau Sara istri Abraham. Anehnya Abraham rela memberikannya. Untung sebelum raja Abimelekh meniduri Sara, Allah menegor sang raja dalam suatu mimpi, agar jangan menjamah Sara, sebab dia telah bersuami. Keesokan harinya raja Abimelekh menemui Abraham dan sambil marah-marah kepada Abraham, dia mengembalikan Sara kepadanya. Lalu berkata Abraham kepada raja tersebut :
“Lagipula ia (Sara) benar-benar saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak ibuku, tetapi kemudian ia menjadi isteriku.”
Dari pengakuan Abraham tersebut, jelas bahwa Sara sebenarnya adalah adiknya sendiri, anak ayahnya dengan istri yang lain. Berarti Abraham dan Sara kakak beradik satu ayah lain ibu, lalu mereka berdua jadi suami istri. Pertanyaannya :
Pertama : Apakah mungkin seorang nabi sekaliber Abraham rela memberikan istrinya hanya kerena takut kepada seorang raja?
Kedua : Mungkinkah Abraham lebih takut kepada seorang raja daripada Allah Swt?
Ketiga : Mengapa Sara adiknya sendiri (anak ayahnya dari istri yang lain) yang menjadi istrinya?
Perhatikan ayat Alkitab sebagai berikut :
“Bila seorang laki-laki mengambil saudaraya perempuan, anak ayahnya atau anak ibunya, dan mereka bersetubuh, maka itu suatu perbuatan sumbang dan mereka harus dilenyapkan di depan orang-orang sebangsanya, orang itu telah menyingkapkan aurat saudaranya perempuan, maka ia harus menanggung kesalahannya sendiri.” (Imamat 20 : 17)
Nah berdasarkan ayat Alkitab itu sendiri bahwa Allah mengecam orang yang mengawini anak ayahnya atau anak ibunya.
Sekarang marilah kita lihat atau baca dalam Al Qur’an, apakah nabi Abraham sama seperti yang dilukiskan dalam Alkitab?
Nabi Ibrahim dalam Al Qur’an
45. Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. 46. Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. 47. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. (Qs 38 Shaad 45 – 47)
Subhanallah,
AL Qur’an sangat memuliakan Nabi Ibrahim.alalh sendiri yang memberikan kesaksian bahwa Nabi Ibrahim adalah orang yanng berpandangan jauh, orang pilihanNya dan orang yang disucikan oleh Allah Swt. Jadi jelas sekali betapa sangat berbeda kisah nabi Ibrahim dalam Alkitab (Bible) dengan di dalam Al Qur’an. Jika Alkitab melecehkan Ibrahim, justru Al Qur’an sangat memuliakan beliau, pencari kebenaran tentu bisa menilai mana yang lebih rasional, Alkitab atau Al Qur’an.
Nabi Salomo (Sulaiman) dalam Alkitab
“Ia (Salomo) mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik, istri-istrinya itu menarik hatinya dari pada Tuhan.” (I Raja-rajaj 11 : 3)
Ayat Alkitab (Bible) tersebut menceritakan bahwa Nabi Salomo (Sulaiman) punya 700 (tujuh ratus) istri dan 300 (tiga ratus) gundik. Berarti Nabi Salomo punya 1000 (seribu) orang. Sulit dibayangkan bagaimana seorang suami menggilir istri-istrinya yang begitu banyaknya. Jika setiap malam Salomo harus menggilir satu orang istri, berarti untuk kembali menggilir istri yang pertama digilirnya, membutuhkan 1000 hari (sekitar 3 tahun). Yang tak kalah menarik lagi, dikatakan dalam ayat tersebut bahwa nabi Salomo lebih tertarik hatinya pada istri-istrinya daripada kepada Tuhan. Tentu timbul pertanyaan sebagai berikut :
Pertama : Apakah benar bahwa seorang nabi seperti Salomo (Sulaiman) memiliki 700 orang istri dan 300 orang gundik dan dia lebih tertarik kepada wanita daripada Allah?
Kedua : “Jika semua istri-istrinya melahirkan anak, bagaimana mengingat anak-anaknya yang begitu banyak?
Ketiga : Apakah poligami yang tidak terbatas oleh nabi Salomoi boleh dicontohi oleh setiap umatnya?
Keempat : “Apakah hikmah atau suari teladan yang bisa kita ambil dari kisah nabi Salomo tersebut ?
Kelima : Bagaimana nasib anak-anak keturunan Salomo yang begitu banyaknya, sementara Salomo sendiria dalah anak haram, hasil hubungan gelap atau perselingkungan Daud dengan Batsyeba, istri anak buahnya sendiri yang bernama Uria?
Sekarang marilah kita lihat, bagaimana kisah Nabi Salomo (Sulaiman) menurut Al Qur’an, apakah sama seperti yang dikisahkan dalam Alkitab?
Nabi Sulaiman dalam Al Qur’an
a. Nabi Sulaiman bisa menundukkan tiupan angin yang sangat kencang
81. Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. (Qs 21 Al Anbiya 81)
b. Nabi Sulaiman mengerti dan bisa berbicara bahasa burung
16. Dan Sulaiman telah mewarisi Daud[1092], dan dia berkata: “Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata.” (Qs 27 An Naml 16)
c. Nabi Sulaiman bisa memerintahkan tentara jin, manusia dan burung
17. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). (Qs 27 An Naml 17)
d. Nabi Sulaiman bisa berbicara dalam bahasa semut
18. Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”; 19. maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (Qs 27 An Naml 18 – 19)
e. Nabi Sulaiman sebaik-baiknya hamba
30. Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik- baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya), (Qs 38 Shaad 30)
Dalam Alkitab, Nabi Lot (luth) menghamili kedua anak gadisnya sendiri
Marilah kita baca Kejadian 19 : 30 – 36 berikut ini :
“Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu goa beserta kedua anaknya.”
“Kata kakaknya kepada adiknya : “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dua, supaya kitan menyambung keturunan dari ayah kita.”
“Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lau mausklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya, dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.”
“Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya : ”Tadi malam aku telah tidurh dengan ayah, baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur, masuklah engkau untuk tidur dengan dua, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”
“Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah merekma minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya, dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.”
“Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka.”
Dari konteks cerita dalam Alkitab tersebut, sangat sulit dibayangkan, bagaimana bejatnya Nabi Lot bersama kedua anak gadisnya. Dan bagaimana bejatnya kedua anak Nabi Lot terhadap ayah mereka sendiri. Apakah mungkin anak seorang nabi berani melakukan hal-hal yang sangat tidak terpuji pada ayah mereka sendiri? Apakah seorang seperti nabi Lot tidak mendidik anak-anaknya untuk berakhlakmulia? Kita lihat lagi bagaimana Nabi Lot dalam kisah lain di dalam Alkitab / Bible sebagai berikut :
Nabi Lot rela dua anak gadisnya diperlakukan seenaknya
Silahkan kita baca Kejadian 19 : 6 – 8 sebagai berikut :
“Lalu keluarlah Lot menemui mereka, ke depan pintu, tetapi pintu ditutupnyah di belakangnya, dan ia berkata : “Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat. Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa keluar kepadamu, perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik, hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku.”
Sungguh tragis sekali apa yang Nabi Lot lakukan terhadap kedua anak gadisnya. Hanya karena ingin membela tamunya, dan karena dia takut ancaman orang-orang di sekitarnya, dia rela kedua anak gadisnya diperlakukan semaunya oleh mereka. Padahal mestinya seorang ayah harus melinsungi dan mejaga kehormatan anak gadisnyah, tapi anehnya justru Nabi Lot tidak melakukannya.
Seorang ayah yang paling kejam di dunia, tidak akan pernah rela menyerahkan anak gadisnya begitu saja untuk diperlakukan seenaknya oleh segerombolan laki-laki, apalagi oleh seorang nabi seperti Nabi Lot.
Sekarang marilah kita lihat, dan bandingkan, bagaimana nabi Lot (Luth) dalam Al Qur’an.
Kisah Nabi Lot (Luth) dalam Al Qur’an
54. Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu memperlihatkan(nya)?” 55. “Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu).” (Qs 27 An Naml 54 – 55)
Kalau Alkitab menceritakan bahwa Nabi Lot (Luth) berakhlak bejat, sebaliknyah justru Al Qur’an menceritakan Nabi Luth menasehati kaumnya agar tidak berbuat jahil dan tidak melalukan sodomi sesama lelaki. Bahkan dalam ayat lain nabi Luth adalah orang yang sholeh, sebagaimana ayat berikut ini :
74. dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji[965]. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik, 75. dan Kami masukkan dia ke dalam rahmat Kami; karena sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang saleh. (Qs 21 : 74 – 75)
Setelah kita mengetahui kisah Nabi Lot (Luth) dalam Alkitabdan AL Qur’an, sekarang marilah kita baca bagaimana kisah Nabi Daud dalam Alkitab.
Sebelumnya perlu kita ketahui bahwah Nabi Daud sebagaimana tertulis di dalam Kitab Perjanjian Baru, merupakan bapa leluhur Yesus dalamsilsilah keturunan Yesus (Mat 1 : 1 – 16). Coba kita simak bagaimana akhlak nabi Daud di dalam Alkitab sebagai berikut :
Nabi Daud menghamili wanita bersuami
Mari kita membaca Alkitab 2Samuel 11 : 2 – 5 di bawah ini :
“2. Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi, perempuan itu sangat elok rupanya. 3. Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata : “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isterei Uria orang Het itu.” 4. Sesudah itu Daud menyuruh oranb mengambil dia.perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya. 5. Lalu mengandunglah perempuan itu dann disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian : “Aku mengandung.”
Sulit dibayangkan betapa bejatnya akhlak Nabi Daud yang dilukiskan dalam Alkitab. Setelah istri bawahannya dia hamili, bagaimana caranya agar suami wanita yang dia hamili itu mati. Lalu dengan liciknya, dia adalakan skenario pembunuhan berencana sebagai berikut :
Daud mengadakan pembunuhan rencana
“14. Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria. 15. Ditulisnya dalam surat itu, demikian : 16. Pada waktu “Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya supaya ia terbunuh mati.”
“Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa. 17. Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, maka gugurlah beberapa orang dari tentara,d ari anak buah Daud, juga Uria, orang Het itu, mati.”
Sungguh luar biasa kebejatan Nabi Daud di dalam Alkitab tersebut, sudah istri bawahannya dihamili, diadakan lagi pembunuhan berencana terhadap suami wanita tersebut. Dan yang membawa surat rencana pembunuhan tersebut, yaitu Uria suami wanita yang dihamilinya. Mungkin kalau suaminya tahu isi surat itu, barangkali tidak disampaikannya.
Skenario Daud yang mengatur pembunuhan berencana tersebut benar-benar berhasil.
Setelah orang-orang kota mengepung dan menyerang pasukan anak buah Daud, Yoab menyuruh Uria (suami Batyseba, wanita yang Daud hamili) maju ke medan perang yang dia ketahui banyak lawan yang gagah perkasa sebagaimana yang diperintahkan Daud dalam suratnya kepada Yoab.
Rencana Daud berhasil! Uria, suami wanita yang Daud hamili itu gugur dalam pertempuran yang dahsyat tersebut. Maka jadila Batsyeba (istri Uria) yang telah mengandung bibit Daud menjadi istrinya.
Tak lama setelah peristiwa itu, maa lahirlah seorang anak laki-laki yang Nabi Daud namakan Salomo (Sulaiman).
Berarti Salomo (Sulaiman) adalah anak haram hasil selingkuh atau perzinahan antara Daud dan Batsyeba (istri Uria) anak buah Daud sendiri.
Rasanya sangat naif seklai seorang nabi seperti Daud melakukan maksiat yang begitu hebat, dan anak yang dilahirkan dari hasil perzinahannya itu, koq menjadi seorang Nabi juga. Na’udzubillaahimindzaalik!!
Sekarang marilah kita buka kitab suci Al Qur’an lalu kita lihat dan bandingkan bagaimana AL Qur’an berbicara tentang kisah Nabi Daud, apakah sama sepereti yang dilukiskan dalam Alkitab / Bible atau tidak.
Nabi Daud dalam Al Qur’an
26. Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (Qs 39 Shaad 26)
Subhanallah,
sungguh sangat menggugah ayat-ayat Al Qur’an tersebut. Al Qur’an sangat memuliakan Nabi Daud dengan menyebut beliau orang yang banyak kembali kepada Allah, dijadikan seorang khalifah, seorang pemimpin yang memberikan keputusan yang adil dan seorang Nabi yang tidak menuruti hawa nafsu. Sementara dalam Alkitab, dilukiskan Nabi Daud sebagai seorang yang sangat bejat, tidak bermoral, licik, menzinahi istri orang lain, mengumbar nafsu, mengadakan pembunuhan berencana dan lain-lain.pertanyaannya, manakah yang lebih rasional, kisah yang dilukiskan Alkitab ataukah AL Qur’an? Daud yang salah ataukah Allah yang salah menjadikan Daud sebagai utusanNya?
——————————————————————————–
[793]. Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya.
[1092]. Maksudnya Nabi Sulaiman menggantikan kenabian dan kerajaan nabi Daud a.s. serta mewarisi ilmu pengetahuannya dan kitab Zabur yang diturunkan kepadanya.
[965]. Maksudnya: homoseksual, menyamun serta mengerjakan perbuatan tersebut dengan berterang-terangan.
NEXT..